Minggu, 05 Januari 2014

Gaya Bahasa



Gaya bahasa adalah cara berbahasa dengan tujuan untuk menimbulkan kesan tertentu pada pendengar atau pembacanya.

GAYA BAHASA PERBANDINGAN
a.      1. Personifikasi 
Gaya bahasa yangb menganggap sesuatu benda dapat berbuat atau berbicara seperti manusia disebut personifikasi.
Contoh :  Ingat ranting,berkuping nyaring

b.      2. Metafora
Gaya bahas yang mengandung perbandingan yang sejajar atau memiliki kesamaan.
Contoh : Raja siang,bersinar di ufuk timur

c.      3.  Hiperbola
Gaya bahasa yang melukiskan suatu peristiwa atau keadaan secara berlebih-lebihan disebut hiperbola.
Contoh : Selama ini ia bekerja membanting tulang,memeras keringat untuk mencukupi       kebutuhan hidupnya

d.    4.   Metonimia
Metonimia adalah gaya bahasa yang mempergunakan kata yang berasosiasi dengan suatu benda.
Contoh : Cintanya lebih tinggi daripada singgasana

e.    5.   Litotes
Litotes adalah gaya bahasa yang mempergunakan kata yang berlawanan arti dengan tujuan untuk merendahkan diri.
Contoh : Sudikah tuan singgah ke gubuk kami ?



GAYA BAHASA PENEGASAN

1. Pleonasme

Gaya bahasa penegasan yang mempergunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi karena arti kata tersebut sudah terkandung dalam kata yang diterangkan.

Misal : lepas dari Selat Malaka, mulailah kami mengarungi Samudera Luas.

Salju putih sudah mulai turun.

2. Repetisi

Gaya bahasa penegasan dengan mengulang sepatah kata berkali – kali dalam kalimat yang lain dan biasanya digunakan oleh ahli pidato.

Misal : Cinta adalah keindahan, cinta adalah kebahagiaan, cinta adalah pengorbanan.

3. Paralelisme

Gaya bahasa penegasan yang dipakai dalam puisi dengan mengulang kata – kata.

Paralelisme terbagi dua :

a. Anapora : Salah satu gaya bahasa paralelisme dengan menempatkan kata atau kelompok kata ( frase ) yang sama di depan tiap – tiap larik dalam puisi secara berulang – ulang.

Misal : Kalaulah diam malam yang kelam

Kalaulah tenang sawang yang lapang

Kalaulah lelap orang di lawang

b. Epipora : Gaya bahasa paralelisme dengan menempatkan kata atau kelompok kata (frase ) yang sama pada akhir larik dalam puisi secara berulang – ulang.

Misal : Kalau kau mau akan datang

Jika kau kukehendaki, aku akan datang

Bila kau mu, aku akan datang

4. Tautologi

Gaya bahasa penegasan dengan mengulang beberapa kata dalam sebuah kalimat.

Misal : Disuruhnya aku bersabar, bersabar dan sekali lagi bersabar tetapi kini aku tak tahan lagi.


5. Klimaks

Gaya bahasa penegasan dan menyatakan beberapa hal berturut – turut makin lama makin menuncak.

Misal : Sejak menyemai benih, tumbuh, hingga menuainya aku sendiri yang mengerjakan.


6. Anti klimaks

Gaya bahasa penegasan yang bertentangan dengan gaya bahasa klimaks, makna tergantung dalam kata – kata diucapkan berturut – turut makin lama makin menurun.

Misal : Jangankan seribu, seratus rupiah pun tak ada

Dari pejabat tinggi, menengah, sampai rendah turut merasakan kebersamaan.


7. Elipsis

Gaya bahasa yang menggunakan kalimat elips ( kalimat tidak lengkap ). Kalimat elips ialah kalimat yang subjek atau predikatnya dilesapkan.

Misal : Diam ! ( maksudnya: Anak – anak diam ! )

8. Eksklamasio

Gaya bahasa yang menggunakan kata seru yang termasuk kata seru diantaranya, yaitu ah, aduh, amboi, astaga, awas, oh, wah.

Misal : Awas, ada anjing galak !


GAYA BAHASA PERTENTANGAN

1. Paradoks

Gaya bahasa pertentangan yang hanya kelihatan pada arti kata yang berlawanan padahal maksud sesungguhnya tidak karena objeknya berlainan.

Missal : Hatinya sunyi di kota Jakarta yang ramai ini.

2. Anitesis

Gaya bahasa pertentangan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan artinya.

Missal : Cantik atau tidak, kaya atau miskin bukanlah ukuran bagi seorang wanita.

3. Okupasi

Gaya bahasa pertentangan yang mengandung bantahan tetapi kemudian diberi penjelasannya.

Missal : Candu merusak kehidupan. Itu sebabnya pemerintah mengawasi dengan keras, tetapi si pecandu tetap tidak dapat menghentikan kebiasaannya.

4. Kotradiksio Interminis

Gaya bahasa pertentangan yang memeperlihatkan pertentang an dengan penjelasan semula.

Misal : Semua murid ini hadir, kecuali si Hasan yang sedang ikut jambore.

5. Anakronisme

Gaya bahasa yang pernyataannya tidak sesuai dengan peristiwa.

Misal : a.Pangeran Diponegoro menembaki tentara Belanda dengan rudal anti pesawat.

b. Candi Prambanan dibuat pada zaman dinasti Syailendra dengan teknologi cakar ayam.


GAYA BAHASA SINDIRAN

1. Ironi

Gaya bahasa sindiran yang menyatakan sebaliknya dengan maksud menyindir.

Missal : Merdu benar suaramu terbangun aku

Pagi benar engkau dating padahal orang lain sudah banyak yang menunggu.

2. Sinisme

Gaya bahasa sindiran dengan mempergunakan kata-kata yang sebaliknya seperti ironi tetapi lebih kasar.

Missal : Pukullah aku kalau berani

Muntah aku melihat mukamu

3. Sarkasme

Gaya bahasa sindiran yang paling kasar dengan mempergunakan kata-kata yang dianggap tidak sopan.

Misal : He…..anjing…..pergi dari sini.

4. Antifrasis

Gaya bahasa ironi dengan kata atau kelompok kata yang maknanya berlawanan.

Misal : a. “ Lihatlah si gendut ini,” ketika si kurus datang.

b. “ itu diaa, si miskin sudah datang,” kata ibu ketika paman yang kaya itu datang ke rumah.

5. Inuedo

Gaya bahasa sindiran yang mengecilkan kenyataan sebenarnya.

Misal : a. Jangan heran bahwa ia menjadi kaya karena pelit.

b. Wajar saja ia menjadi orang kaya karena melakukan sedikit korupsi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar